duniaku

tentang duniaku

Senin, 21 Mei 2012

Klasifikasi Gaya Kepemimpinan


KLASIFIKASI GAYA KEPEMIMPINAN
Tanpa kita sadari bahwa sebetulnya kita masing-masing akan menjadi pemimpin, minimal akan menjadi pemimpin diri kita sendiri. Tapi sebetulnya ada bemacam gaya kepemimpinan menurut pakarnya:
1.      Gaya kepemimpinan otoriter atau otokrasi, artinya sangat memaksakan kehendak kekuasaannya kepada bawahan.
2.      Gaya kepemimpinan demokratis, artinya bersikap tengah antara memaksakakan kehendak dan memberi kelonggaran kepada bawahan.
3.      Gaya kepemimpinan laissez fasif, yakni sikap membebaskan bawahan; dan
4.      Gaya kepemimpinan situasional, yakni suatu sikap yang lebih melihat situasi: kapan harus bersikap memaksa, kapan harus moderat, dan pada situasi apa pula pemimpin harus memberikan keleluasaan pada bawahan.
Nah sekarang kita lihat satu persatu ciri-ciri dari masing-masing gaya kepemimpinan tersebut:
1.      Ciri-ciri Kepemimpinan Bertipe Otoriter :
1) Tanpa musyawarah
2) Tidak mau menerima saran dari bawahan
3) Mementingkan diri sendiri dan kelompok
4) Selalu memerintah
5) Memberikan tugas mendadak
6) Cenderung menyukai bawahan yang ABS (asal bapak senang)
7) Sikap keras terhadap bawahan
8) Setiap keputusannya tidak dapat dibantah
9) Kekuasaan mutlak di tangan pimpinan
10) Hubungan dengan bawahan kurang serasi
11) Bertindak sewenang-wenang
12) Tanpa kenal ampun atas kesalahan bawahan
13) Kurang mempercayai bawahan
14) Kurang mendorong semangat kerja bawahan
15) Kurang mawas diri
16) Selalu tertutup
17) Suka mengancam
18) Kurang menghiraukan usulan bawahan
19) Ada rasa bangga bila bawahannya takut
20) Tidak suka bawahan pandai dan berkembang
21) Kurang memiliki rasa kekeluargaan
22) Sering marah-marah
23) Senang sanjungan.
2.      Ciri-ciri Kepemimpinan Bertipe Demokratis :
1) Pendapatnya terfokus pada hasil musyawarah
2) Tenggang rasa
3) Memberi kesempatan pengembangan karier bawahan
4) Selalu menerima kritik bawahan
5) Menciptakan suasana kekeluargaan
6) Mengetahui kekurangan dan kelebihan bawahan
7) Komunikatif dengan bawahan
8) Partisipasif dengan bawahan
9) Tanggap terhadap situasi
10) Kurang mementingkan diri sendiri
11) Mawas diri
12) Tidak bersikap menggurui
13) Senang bawahan kreatif
14) Menerima usulan atau pendapat bawahan
15) Lapang dada
16) Terbuka
17) Mendorong bawahan untuk mencapai hasil yang baik
18) Tidak sombong
19) Menghargai pendapat bawahan
20) Mau membirnbing bawahan
21) Mau bekerja sama dengan bawahan
22) Tidak mudah putus asa
23) Tujuannya dipahami bawahan
24) Percaya pada bawahan
25) Tidak berjarak dengan bawahan
26) Adil dan bijaksana
27) Suka rapat (musyawarah)
28) Mau mendelegasikan tugas kepada bawahan
29) Pemaaf pada bawahan
30) Selalu mendahulukan hal-hal yang penting

3.      Ciri-ciri Kepemimpinan Bertipe laissez fasif :
1) Pemimpin bersikap pasif
2) Semua tugas diberikan kepada bawahan
3) Tidak tegas
4) Kurang memperhatikan kekurangan dan kelebihan bawahan
5) Percaya kepada bawahan
6) Pelaksanaan pekerjaan tidak terkendali
7) Mudah dibohongi bawahan
8) Kurang kreatif
9) Kurang mawas diri
10) Perencanaan dan tujuannya kurang jelas
11) Kurang memberikan dorongan pada bawahan
12) Banyak bawahan merasa dirinya sebagai orang yang berkuasa
13) Kurang punya rasa tanggung jawab
14) Kurang berwibawa
15) Menjunjung tinggi hak asasi
16) Menghargai pendapat bawahan (orang lain)
17) Kurang bermusyawarah

4.      Ciri-ciri Kepemimpinan Bertipe Situasional: 
1) Supel atau luwes
2) Berwawasan luas
3) Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
4) Mampu menggerakkan bawahan
5) Bersikap keras pada saat-saat tertentu
6) Berprinsip dan konsisten terhadap suatu masalah
7) Mempunyai tujuan yang jelas
8) Bersikap terbuka bila menyangkut bawahan
9) Mau membantu memecahkan permasalahan bawahan
10) Mengutamakan suasana kekeluargaan
11) Berkomunikasi dengan baik
12) Mengutamakan produktivitas kerja
13) Bertanggung jawab
14) Mau memberikan tanggung jawab pada bawahan
15) Memberi kesempatan pada bawahan untuk mengutarakan pendapat pada saat-saat tertentu
16) Melakukan atau mengutamakan pengawasan melekat
17) Mengetahui kelemahan dan kelebihan bawahan
18) Mengutamakan kepentingan bersama,
19) Bersikap tegas dalam situasi dan kondisi tertentu
20) Mau menerima saran dan kritik dari bawahan

sSumber : http://rachmansyah.web.id/?p=50 

Baca selengkapnya world of miracle: Mei 2012

Selasa, 15 Mei 2012

DAUR HIDUP ORGANISASI SOSIAL


Tahap I. Pancaran (Orientasi)
1.Organisasi yang memiliki pandangan dan sikap yang samaberkumpul memecahkan masalah.
2.Bermimpi Indah
3.Sikap mengorbankan apa saja
Ancaman         : gagasan berguguran
Perlu                : tindakan nyata
Tahap II. Bayi
1.Organisasi mulailahir dan dibentuk
2.Semangat, dedikasi dan produksi tinggi
3.Belum ada kesiapan dana yang memadai
Ancaman         : mati usia dini
Perlu                : kegiatan
Tahap III. Kanak-kanak
1.Kesibukan dan semangat luar biasa
2.Anggaran dana mulai jelas
Ancaman         : pendiri organisasi mulai was-was
Perlu    : badan Pelaksana
Tahap IV. Remaja
1.Kegiatan mulai banyak
2.Aturan cara kerja disusun dan diorganisasikan (administrasi)
3.Prosedur dan mekanisme kerja mulai rapi dan teratur
Ancaman         : Pengunduran diri karena kebebasan dan kreasi dikekang
Perlu                : Pompa semangat bersama mendirikan organisasi
Tahap V. Dewasa
1.Mapan
2.Administrasinya semakin jelas dan teratur
3.Efisiensi
4.Menikmati hasil kerja (senang)
Ancaman         : konflik kepantingan
Perlu                : Disentralisasi reorganisasi
Tahap VI. Matang
1.Tercapai tujuan
2.Kondisi kegiatan semakin baik
3.Administrasi benar-benar efisien
Ancaman         : rutinitas melemahkan kreativitas, gagasan
Perlu                : suntikan dari luar
Tahap VII. Aristokrasi
1.Muncul sikap apatis
2.Gagasan nyaris hilang
3.Produktivitas kerja menurun
4.Tujuan dan rencana pengulangan
Ancaman         : membayangkan dan membanggakan masa-masa jaya
Perlu                : pengubahan dari luar
Tahap VIII. Birokrasi Awal
1.Kekakuan birokrasi
2..Suasana menjadi smakin resmi
3.Produktivitas, semangat, dan kretivitas menjadi rapuh
Ancaman         : kejenuhan merajalela
Perlu                : sinergisasi

Sumber: chwanmuis.com/?p=1742


Baca selengkapnya world of miracle: Mei 2012

teori motivasi menurut abraham maslow


Pengertian dan Teori Motivasi Abraham Maslow

Pengertian Motivasi
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah- laku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.
Beberapa Pengertian motivasi yaitu :
Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
Menurut Morgan (dalam Soemanto, 1987) motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah:
1. keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ),
2. tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ),
3. Tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).
Dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi.
Teori Motivasi Abraham Maslow
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
• Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
• Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.
• Kebutuhan sosial (Social Needs).
Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.
• Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs).
Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.
• Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization).
Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
Beberapa teori dari tokoh lain tentang Motivasi

Baca selengkapnya world of miracle: Mei 2012

Jumat, 11 Mei 2012

tugas softskil perbedaan proses pengaruh berdasarkan kekuasaan dan berdasarkan wewenang


Perbedaan proses bedasarkan Kekuasaan dan Wewenang

Kekuasaan dan wewenang ,terkadang banyak dari kita yang sulit untuk membedakan atau kita menyamakan keduanya dengan arti yang tidak jauh berbeda dan tidak memiliki banyak perbedaan, namun sebenarnya antara Kekuasaan Dan wewenang memilki pengertian yang jauh berbeda walaupun ada sedikit persamaan,oleh karena itu kita akan membahas satu persatu arti dari keduanya.

Terdapat dua pandangan terhadap wewenang :
Pandangan klasik (classical view)
 Wewenang datang dari  tingkat paling atas, kemudian secara bertahap diturunkan ke  tingkat yang lebih bawah
Pandangan penerimaan (acceptance view)
 Sudut  pandang  wewenang  adalah  penerima  perintah,  bukannya  pemberi  perintah.Pandangan  ini  dimulai  dengan  pengamatan  bahwa  tidak  semua  perintah  dipatuhi  olehpenerima  perintah.  Penerima  perintah  akan menentukan  apakah  akan menerima perintah atau tidak.

Menurut Chester  I. Bernard  seseorang akan memenuhi perintah apabila dipenuhi empat  kondisi berikut:

>> Dia dapat memahami komunikasi
 >> Dia percaya bahwa perintah tersebut tidak bertentangan dengan tujuan organisasi
 >> Perintah tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan secara keseluruhan, dan
 >> Secara fisik dan mental mampu menjalankan perintah tersebut.

Sedangkan arti dari kekuasaan adalah  kemampuan  untuk menggunakan  pengaruh  pada  orang  lain;  artinya kemampuan  untuk mengubah  sikap  atau  tingkah  laku  individu  atau  kelompok.  Kekuasaan  juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian.  Kekuasaan  tidak  sama dengan   wewenang,wewenang  tanpa  kekuasaan atau  kekuasaan  tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

Secara umum ada dua bentuk kekuasaan:

1. Pertama  kekuasaan  pribadi,  kekuasaan  yang  didapat  dari  para  pengikut  dan  didasarkan pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin. 2. Kedua kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal organisasi.Kekuasaan  tidak begitu saja diperoleh  individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench

dan Bertram Raven, yaitu :

1.  Kekuasaan menghargai (reward power)
 Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang  lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. (bonus sampai senioritas atau persahabatan)

2.  Kekuasaan memaksa (coercive power)
 Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran sampai hukuman).

3.  Kekuasaan sah (legitimate power)
 Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseorang  yang  dipengaruhi  bahwa  pemberi  pengaruh  berhak  menggunakan  pengaruh sampai pada batas tertentu.

4.  Kekuasaan keahlian (expert power)
 Kekuasaan  yang  didasarkan  pada  persepsi  atau  keyakinan  bahwa  pemberi  pengaruh mempunyai  keahlian  relevan  atau  pengetahuan  khusus  yang  tidak  dimiliki  oleh  orang  yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).

5.  Kekuasaan rujukan (referent power)
 Kekuasaan  yang  dimiliki  oleh  seseorang  atau  kelompok  yang  didasarkan  pada  indentifikasi pemberi  pengaruh  yang  menjadi  contoh  atau  panutan  bagi  yang  dipengaruhi.  (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain).

Jadi, Wewenang dapat kita artikan sebagai hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar mencapai tujuan tertentu sedangkan Kekuasaan adalah kemampuan  untuk menggunakan  pengaruh  pada  orang  lain;  artinya kemampuan  untuk mengubah  sikap  atau  tingkah  laku  individu  atau  kelompok

Perbedaan ada pada kata hak dan kemampuan,jika dalam wewenang kita dapat menggunakan hak kita untuk memerintah dan mengatur orang lain sedangkan dalam kekuasaan ,kita memang memiliki kemampuan untuk mengatur atau memerintah orang lain.

http://aditiodoank.wordpress.com/2012/03/24/perbedaan-kekuasaan-dan-wewenang/

Baca selengkapnya world of miracle: Mei 2012

Senin, 07 Mei 2012

tugas softskill o &m (contoh organisasi yang sedang menghadapi konflik dan pemencahaannya)


1) dinamika konflik

 Timbulnya konflik atau pertentangan dalam organisasi, merupakan suatu kelanjutan dari adanya komunikasi dan informasi yang tidak menemui sasarannya. Suatu pemahaman akan konsep dan dinamika konflik lebih menjadi bagian vital dalam studi perilaku organisasional, oleh karena itu perlu untuk dipahami dengan baik.

 Pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan menang kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam organisasi, atau dapat dikatakan juga bahwa konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua atau lebih pihak yang terkait.

 wartawarga.gunadarma.ac.id/.../dinamika-konflik-pengambilan-keputusan/ -

 2) jenis dan sumber konflik

 Adapun mengenai jenis-jenis konflik, ada beberapa orang yang mengelompokkan konflik menjadi sebagai berikut:

 1.Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person role conflict).

 2.Konflik antar peranan (inter-role conflict), yaitu persoalan timbul karena satu orang menjabat dua atau lebih fungsi yang saling bertentangan.

 3.Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender conflict).

 4.Konflik yang timbul karena disampaikan informasi yang saling bertentangan (interasender conflict).

 Konflik organisasional timbul karena ada beberapa sumbernya, dan berbagai sumber utama konflik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

 •Kebutuhan untuk membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas.

 •Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan.

 •Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja.

 •Perbedaan nilai-nilai atau persepsi.

 •Kemenduaan organisasional.

 •Gaya-gaya individual.

 wartawarga.gunadarma.ac.id/.../dinamika-konflik-pengambilan-keputusan/ -

  sumber : http://primalestari76.blogspot.com/2011/04/dinamika-konflik.html

DINAMIKA ORGANISASI

Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip. Di dalam sebuah organisasi tentu akan terjadi suatu dinamika dimana menuntut perhatian pengurus dan anggotanya. Dinamika organisasi yang harus dikelola secara cerdas dan konstruktif ialah terletak pada konflik yang sering timbul di suatu organisasi, karena dalam kenyataannya konflik tidak selamanya bersifat destruktif akan tetapi akan mampu meningkatkan produktifitas suatu organisasi apabila dapat di atasi dan dikelola dengan baik.

1.KONFLIK

Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu, seperti otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik. Arti konflik banyak dikacaukan dengan banyaknya definisi dan konsepsi yang saling berbeda. Pada hakekatnya konfilk dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Konflik Organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai dan persepsi.

  sumber : http://hudda7x.wordpress.com/2011/03/10/dinamika-organisasi-konflikstrategi-motivasi/

1.Dinamika Konflik

Manusia melakukan kegiatan dan bereaksi terhadap kegiatan orang lain dalam organisasi baik pimpinan atau sesama anggota, menimbulkan bermacam-macam dinamika perilaku dalam berorganisasi. Dalam dinamika organisasi ini akan dibahas beberapa hal penting antara lain :

Dinamika Konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Timbulnya konflik atau pertentangan dalam organisasi, merupakan suatu kelanjutan dari adanya komunikasi dan informasi yang tidak menemui sasarannya. Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang di bawa individu dalam suatu interaksi.

http://beebiichacute.blogspot.com/2012/03/dinamika-konflik.html


Baca selengkapnya world of miracle: Mei 2012

Kamis, 03 Mei 2012

Mengklasifikasikan kegiatan-kegiatan dalam organisasi yang masuk dalam ruang lingkup O&M


RUANG LINGKUP ORGANISASI DAN METODE
 A. Sifat dan maksud organisasi dan metode
 Sebelum membahas apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup organisasi
 metode, kita akan membahas apa yang menjadi sifat dan maksud organisasi metode.
 Karena ruang lingkup organisasi metode akan menyangkut efisiensi prosedur tata
 cara kerja yang dipakai dalam melaksanakan fungsi fungsi menejemen. Sedangkan
 pengertian organisasi dan metode, antara manajemen , organisasi, dan tata cara
 kerja merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, artinya kalau tata cara
 kerjanya sudah efisien maka diharpkan kegiatan pelaksanaan fungsi fungsi
 manajemen dalam organisasi akan berjalan lancar. Jadi dalam hal ini sifat dan
 maksud organisasi metode adalah pelayanan terhadap manajer dan administrasi
 yang berusaha memajukan tata cara kerja yang dipegunakan untuk pencapaian
 efisiensi yang maksimal pada organisasi tersebut.
 B. Pengertian efisien
 Efisien adalah perbandingan terbalik atau rasionalitas antara hasil yang
 diperoleh ata output dengan kegiatan yang dilakukan serta sumber daya dan waktu
 yang akan digunakan.
 Jika dirumuskan :
Efisien = output
input
 Efisien harus diperhatikan benar benar karena merupakan syarat dan tujuan
 pada pelaksanaan kerja, sehingga organisasi dan metode sebagai bantuan secara
 teknis dan praktis dalam melaksanakan fungsi manajemen bisa memanfaatkan
 sumber sumber yang tersedia secara maksimal.
Syarat pencapaian efisien dalam organisasi dan metode adalah :
 1. Pencapaian target haruslah berhasil guna, maksudnya target sesuai dengan
 waktu yang telah di tetapkan, tetapi mutu dari hasil kerja tersebut juga harus
 diperhatikan.
 2. Ekonomis artinya dalam pencapaian effective (berhasil guna) penggunaan
 sumber daya (biaya, tenaga, material, peralatan, dan waktu) digunakan setepat
 tepatnya.
 3. Pelaksanaan kerja bisa dipertanggung jawabkan
 4. Harus benar benar mencerminkan pembagian kerja yang nyata karena adanya
 keterbatasan kemampuan perseorangan
 5. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab, artinya antara wewenang dan
 tanggung jawab yang dibebankan harus seimbang.
 6. Prosedur kerja yang praktis, dapat dikerjakan dan dapat dilaksanakan. Hal ini
 untuk mencerminkan bahwa organisasi dan metode adalah kegiatan yang praktis
 maka targetnya adalah efektif dan ekonomis, pelaksanaan kerja dapat
 dipertanggung jawabkan, serta pelayanan yang memuaskan.
Cara peningkatan efisiensi kerja :
 1. Pelaksanaan fungsi manajemen secara tepat
 2. Pemanfaatan sumber daya ekonomi yang tepat
 3. Pelaksanaan fungsi fungsi organisasi sebagai alat pencapai tujuan yang setepat
 tepatnya.
 4. Pengarahan dan dinamika organisasi dilakukan untuk pengembangan dan
 kemajuan yang berkesinambungan.
 C. Ruang lingkup organisasi dan metode
 Dengan melihat maksud dan sifat organisasi dan metode merupakan
 pelayanan bagi manajer dan addministrasi dalam melaksanakan fungsi manajemen
 maka organisasi dan metode merupakan bantuan teknis dan praktis dalam
 pelaksanaan teori teori organisasi dan manajemen dengan setepat tepatnya.
 Maka dari sifat dan maksud organisasi dan metode dapat dipahami ruang
 lingkupnya adalah hal hal yang menyangkut bidang bidang khusus dari organisasi
 dan manajemen yang detail dan luas scope nya.
Kegiatan kegiatan yang termasuk kedalam scope organisasi dan metode adalah :
 1. Analisis organisasi (organization analysis)
 2. Komunikasi dalam organisasi (communication in the organization)
 3. Tata cara kerja, prosedur kerja dan sistem kerja (work methods, procedure and
 systems)
 4. Pentingnya filing dari segi organisasi dan metode
 5. Pentingnya jangka waktu penyimpanan data dan dokumen (record retention and
 schedule)
 6. Pentingnya formulir dari segi organisasi dan metode
 7. Pendayagunaan mesin kantor (office machine)
 8. Pendayagunaan perabotan dan peralatan kantor (office equipment)
 9. Pentingnya tata ruang kantor dan perencanaan penyusunan ruang kerja (ofiice
 layout and space planning)
 10. Pentingnya penulisan laporan dalam organisasi dan metode
 11. Pentingnya buku pedoman kerja
 12. Pentingnya organisasi dan metode anggaran belanja
 13. Analisis kepegawaian
 14. Pentingnya penyederhanaan kerja
 15. Organisasi unit dalam organisasi dan metode
 16. Kesimpulan akhir (final conclusion)
 Sesuai dengan perinsip perinsip dalam organisasi dan metode maka
 pembahasan dalam bidang bidang tersebut akan dititik beratkan pada pembahasan
 tentang sistem, prosedur dan tata cara kerjanya dalam kaitannya dengan asas
 efisiensi. Oleh karena itu adanya sistem, prosedur dan tata cara kerja yang tepat
 akan memungkinkan pelaksanaan fungsi fungsi manajemen yang dilakukan top
 manajer juga tepat dan efisien dalam pemakaian sumber sumber daya (alam,
 manusia) maupun penggunaan waktu yang tersedia
http://dendiwiramihardja.blogspot.com/2011/04/mengklasifikasikan-kegiatan-kegiatan.html
Baca selengkapnya world of miracle: Mei 2012